| Press Release | (PR) | Pekerjaan Rumah | Aliansi Pendidikan Departemen Pendidikan Se-UNJ
Posted by Ahmad Khairudin on April 22, 2013 with No comments
Oleh : Ahmad Khairudin*
“Mari budayakan budaya kita selayaknya mahasiswa,
budaya literasi yang kita gunakan sebagai sarana belajar, yaitu baca, diskusi
dan tulis. Dan jika belum sanggup menjadi mahasiswa yang idelis setidaknya
jangan menjadi mahasiswa yang apatis”.
Ahmad Khairudin
Berdidkusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara
dua orang atau lebih/kelompok. Biasanya komunikasi antara mereka/kelompok
tersebut berupa salah satu ilmu atau dasar pengetahuan dasar yang akhirnya akan
memberikan rasa pemahaman yang baik dan benar (Wikipedia). Diskusi ini bisa
berupa apa saja, bisa pencerdasan sebuah isu yang berkembang, masalah yang
sedang panas dan kebijakan-kebijakan publik, berdiskusi dengan seseoarang atau
sekelompok orang tertentu itu semua kita lakukan atas dasar suatu alasan. Kita
diskusi karena ingin mengenal dan
mengetahui pemikiran atau pendapat seseorang atas isu yang dibahas, ingin
memperkaya dan memperluas wawasan, atau mencari bahan perbandingan, atau ingin
mencari bahan pembanding atau ingin mengidentifikasi prinsip, kiat-kiat dan
sejumlah alasan lainnya.
Sewaktu kita hadir didalam sebuah diskusi, sadar
atau tidak kita selalu menerapkan
kebebasan dalam pembuatan pilihan “freedom
to choose”. Apakah menerima atau menyetujui, apakah mempertanyakan ataukah
mengenyampingkan untuk sementara bagian-bagian isu yang di bahas. Freedom to choose adalah hak untuk
setiap orang. Mengikuti paksaan atau menerima tekanan juga sebuah pilihan, dan sama
seperti sebuah hukum alam sebab akibat
yang selalu berkaitan dengan freedom to choose ini. Tapi jangan biarkan
ketika kalian datang ke diskusi dalam keadaan kosong (red : tidak mempunyai bacaan sebelum kajian)
Saran saya adalah kita harus memilih sikap proaktif
ketika melakukan sebuah diskusi, baca dulu apa yang menjadi isu dalam pembahasan
kajian, mendengarkan dan memahaminya secara bijak, sikap ini adalah sebuah
sikap yang dibutuhkan untuk menumbuhkan dan membangun jiwa pembelajar pada diri
serta membangun karakter manusia pembelajar yang sejati.
Jalannya Diskusi
Jakarta 22/4/2013, Departemen pendidikan BEM UNJ
mencoba mengajak aktivis mahasiswa bidang departemen pendidikan yang terhimpun
dalam HMJ/BEMJ/HIMA/BEMF se-UNJ untuk sama-sama mendiskusikan isu Hari
pendidikan Nasional 2 Mei Mendatang. Di moderatori oleh Indra restu Fauzi selaku
ketua Education watch UNJ 2012 dan founder
kuliah IKIP Online, diskusi yang di hadiri oleh aliansi departemen pendidikan
yang berjumlah 32 orang dari masing masing jurusan dan Fakultas yang ada di
UNJ, bertempat di saung pendopo Jurusan seni tari, itu terlihat begitu
semangat.
Di awali dengan seruan lantang yang menjadi ciri
khas dari mahasiswa, sebuah teriakan “Hidup Mahasiswa” , membuat diskusi ini
semakin menarik perhatian peserta diskusi. Randy setiyawan selaku penanggung
jawab peringatan hardiknas tanggal 2 mei mendatang mencoba melemparkan sebuah
isu dan wacana apa masalah penting yang harus diangkat ketika hari pendidikan
nasional. “UN dan kurikulum 2013 masih jadi point penting terkait isu yang akan
kita angkat nantinya ketika aksi 2 Mei di Kementrian Pendidikan”.Tegas Randy
dalam orasinya di tengah peserta diskusi.
Lebih dari 60 menit berdiksusi mahasiswa UNJ yang
tergabung dalam aliansi departemen pendidikan se-UNJ, memberikan respon yang
cukup menarik, solutif dan provokatif dalam menyikapi kebijakan dan sistem
pendidikan yang ada di Indonesia.
UN yang menjadi sorotan klasik sejak tahun 2009 yang
selalu menjadi Isu setiap aksi hari pendidikan nasional, tapi kenapa masih
terus di berlakukan, padahal sudah ada keputusan MA dengan menggugat beberapa
pihak dengan surat putusan pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan pengadilan
tinggi DKI Jakarta. Serta Kurikulum 2013 yang terlalu tergesa – gesa padahal
disana masih banyak ketidaksiapan kementrian dalam menyiapkan kurikulum baru
tersebut, dan jika diambil satu benang merah permasalahannya adalah UN dan
Kurikulum 2013 yang syarat akan kecurangan, keterburu-buran dan mengejar
proyek.
Pernyataan sikap
Namun terlepas dari hal itu untuk sebuah pernyataan
sikap seharusnya kita mahasiswa bisa berfikir baik dan bijak. Mari kritisi,
evaluasi dan berikan solusi untuk pendidikan Indonesia yang lebih baik, bukan
hanya berpendapat untuk mengungkapkan maslah dan hal yang salah, tapi juga
memberikan solusi untuk pendidikan Indonesia yang lebih baik.
Kita boleh menolak UN dan harus menolak Kurikulum
2013, tapi kita tau atas dasar landasan apa kita menolak dan bergerak untuk
aksi Hardiknas 2 mei mendatang.
Sebagai Saran penting kami dari Dept. Pendidikan BEM
UNJ meminta Beberapa point penting, diantaranya :
1. Masing masing tiap dept pendidikan Baik di
jurusan/Fakultas mengadakan kajian untuk persiapan aksi hardiknas 2 Mei 2013
untuk pencerdasan isu Aksi Hardiknas
2. Mengajak, mensosialisasikan dan menginformasikan
kepada masyarakat kampus UNJ untuk ikut serta dalam AKSI Hardiknas tanggal 2
Mei 2012
3. Membuat Tulisan hasil kajian – kajian yang di
kirimkan ke beberapa media online ataupun cetak/ media kampus untuk
mempublikasikan hasil kajian yang diskusikan
4. Hadir dan Suarakan suara kita, suara mahasiswa yang
memang masih peduli pendidikan Indonesia di Hardiknas 2 Mei 2013 nanti.
HIDUP MAHASISWA.....
HIDUP PENDIDIKAN INDONESIA......
HIDUP RAKYAT INDONESIA.......................
@Pendopo Seni Tari FBS UNJ
*Penulis
adalah Mahasiswa Biasa Pendidikan Teknik Elektronika Fakultas Teknik UNJ ’09 |
Staff Departemen Pendidikan BEM UNJ | @A_khairudin |
ahamdkhairudin5.blogspot.com
- Untuk Bahan Referensi Paper kajian Deptdik BEM 2011 Mengenai UN bisa di Cek DI SINI
- Dan, Tulisan saya yang masuk Media opini mengenai UN bisa di baca DI SINI yang saya sampaikan ketika Rekan-rekan HIMA Managemen Pendidikan Mengadakan Diskusi UN Senin kemarin di Daksinapati FIP UNJ, dan INI
0 komentar:
Posting Komentar