Makalah Tugas Agama Islam 2_Filsafat Islam
Posted by Ahmad Khairudin on Maret 29, 2011 with No comments
1. Pengertian Filsafat Islam
Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan serapan dari bahasa Arab فلسفة, yang juga diambil dari bahasa Yunani, philosopia, Philo = cinta, sopia = kebijaksanan. Jadi dilihat dari akar katanya, filsafat mengandung pengertian ingin tahu lebih mendalam atau cinta kebijaksanaan. Pengertian filsafat dari segi istilah adalah berpikir secara sistematis, radikal dan universal untuk mengetahui tentang hakikat segala seesuatu yang ada, seperti hakikat alam, hakikat mansia, hakikat masyarakat, dan lain sebagainya. Dengan demikian, muncullah filsafat alam, filsafat manusia, filsafat masyarakat, dan lain sebagainya.
Adapun pengertian filsafat Islam adalah berpikir secara sistematis, radikal dan universal tentang segala sesuatu berdasarkan ajaran Islam. Filsafat Islam itu adalah filsafat yang berorientasi pada Al-Quran, mencari jawaban mengenai masalah-masalah asasi berdasarkan wahyu Allah.
2. Sejarah Tumbuhnya Filsafat Islam
Jalan filsafat Islam dibentangkan oleh dua lingkungan yang hidup sejaman yang sama-sama meletakkan sendi-sendi kajian rasional Islam. Pertama adalah lingkungan kaum penerjemah yang memasok dunia Islam dengan buah pemikiran klasik, baik timur maupun barat. Kedua, lingkungan sekte-sekte teologi Islam.
Bahasa Arab memang memanfaatkan ajaran filsafat timur dan barat sebagai penaklukan-penaklukan Islam. Mereka mempelajari teks-teks tertulis dan diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Pada tahun-tahun terakhir abad pertama hijriah, tampillah sebagian penerjemah dari bahasa asing. Gerakan ini berjalan 3 abad dan dilaksanakan oleh para penerjemah spesialis yang menguasai bahasa Arab. Mereka ada yang berspesialisais pada aspek-aspek tertentu dari peradaban, seperti kedokteran, filsafat-filsafat.
Gerakan penerjemah Islam mengarah sedemikian rupa kepada hikmah dan filsafat, sehingga berhubungan dengan kebudayaan Hindu-Persia dan menerjemahkan dari literatur-literatur Brahmanisme, Samaniah, dsb. Ia memberikan perhatian khusus kepada filsafat Yunani, sehingga mengenal pendahulu Socrates dan tokoh-tokoh aliran Alexandria. Pemkiran Platinus, walaupun pendapat orang lain, mendapat porsi yang baik dikalangan umat muslim. Tidak diragukan lagi bahwa Platonisme lebih dekat kepada pemikiran Islam, karena mengandung unsur perpaduan antara filsafat dan agama. Para penerjemah juga menulis langsung. Sebagian ada yang difokuskan pada kedokteran, kimia, falak/filsafat, yang tidak kalah pelak lagi merupakan langkah awal bagi tulisan ilmiah dan filsafat Islam. Para penerjemah itu mengadakan kontak dengan para pemikir yang ada disekitarnya. Kelompok-kelompok aliran kalamiah, pada tahun terakhir abad pertama hijriah, mengangkat ke permukaaan problematika – problematika filsafat, seperti masalah determinisme. Dan pada abad kedua hijriah lahir problem akidah Islam.
3. Ciri Khas Filsafat Islam
3.1 Sebagai filsafat religius-spritual
Dikatakan filsafat religius, karena filsafat Islam tumbuh dijantung Islam, tokoh-tokohnya dididik dengan ajaran Islam dan hidup dalam suasana Islam. Filsafat Islam merupakan perpanjangan dari pembahasan – pembahasan keagamaan dan teologi yang ada sebelumnya. Topik-topik filsafat Islam itu bersifat religius, seperti meng-Esakan Tuhan. Karena Ia adalah pencipta, maka Ia mencipta dan bukan sesuatu, mengatur dan menatanya. Ia menciptakan dengan semata-mata anugerah-Nya. Ia jaga dengan perhatian-Nya dan Ia tundukan dengan kepada hukum-hukum permanen dan kokoh. Dengan cara religius dan spiritual ini, filsafat Islam bisa mendekati filsafat skolastik, bahkan sejalan dengan filsafat kontemporer.
3.2 Filsafat Rasional
Walaupun bersifat religius-spiritual, tetapi filsafat Islam juga amat bertumpu pada akal dalam menafsirkan problematika ketuhanan, manusia dan alam. Akal manusia merupakan salah satu potensi jiwa. Ia ada 2 macam. Pertama, praktis bertugas mengendalikan badan dan mengatur tingkah laku. Kedua, teoritis khusus berkenaan dengan persepsi dan epistemology. Karena akal praktis inilah yang menerima persepsi-persepsi inderawi dan meringkas pengertian universal dengan bantuan akal aktif. Dengan akal, kita menganalisa dan membuktikan. Dengan akal, kita menyingkap realita-realita ilmiah. Karena akal merupakan salah satu pintu pengetahuan.
Para filosof Islam sejalan dengan Mutazilah yang mendahului mereka dalam mengagungkan akal dan tunduk kepada hukumnya. Mereka bertumpu pada akal dalam banyak hal. Untuk itu, mereka sepakat bahwa dengan akalnya manusia mampu membedakan baik dan buruk, bahkan mampu membedakan baik dan buruk sebelum ada ketentuan agama. Mereka mengemukakan teori bahwa Allah harus melakukan yang baik dan yang terbaik, sehingga perbuatan Allah tidak terlepas dari kriteria baik.
3.3 Filsafat Sinkretis
Filsafat Islam memadukan antar sesama filosof. Akan tetapi, mereka konsentrasi khusus mempelajari Plato dan Aristoteles. Mereka menerjemahkan hampir semua buku standar Aristoteles. Aritoteles dan Plato amat mempengaruhi banyak aliran Islam. Tidak pelak lagi, Aristoteles dan Plato adalah pemimpin filsafat, yang meletakkan prinsip – prinsipnya, membicarakannya secara detail, mencapai tujuan dengan prinsip-prinsip itu. Namun, tidak mungkin kita mengharapkan kesuksesan perpaduan yang landasannya salah. Akan tetapi, ini merupakan titik awal yang melandasi para filosof selanjutnya.
Jika perpaduan plato dan aristoteles sebagai salah satu asas yang melandasi filsafat islam, maka prinsip yang kedua adalah memadukan filsafat dengan agama. Selain berciri religius filsafat islam juga memasukkan teks agama dengan akal.
Dalam filsafat ada aspek yang tidak sesuai dengan agama, itu sebabnya mengapa filosof islam memberi ciri agama kepada filsafat. Perpaduan yang diusahakan filosof islam merupakan salah satu jembatan yang mendekatkan filsafat barat dengan filsafat latin.
4. Tokoh – Tokoh Filosof Islam
Beberapa tokoh filsafat Islam antara lain :
4.1 Al – Kindi
Al-Kindi merupakan filosof kenamaan pertama. Beliau bukan hanya seorang filosof, tetapi juga ilmuwan pada jamannya. Mengenai filsafat, Al-Kindi berpendapat bahwa antara agama dan filsafat tidak ada pertentangan. Ilmu tauhid adalah cabang termulia dari filsafat. Filsafat membahas kebenaran/hakekat. Dan hakekat pertama itu adalah Tuhan. Al-Kindi mengulas teori keadilan Tuhan dan berpendapat bahwa semua perbuatan Allah itu tidak mengandung unsur zalim. Al-Kindi juga membicarakan soal jiwa dan akal. Jiwa manusia mempunyai 3 daya. Daya bernafsu yang terpusat di perut, daya berani yang berpusat di dada, dan daya berpikir yang berpusat di kepala. Daya berpikir inilah yang disebut akal. Dalam pemikiran filosofisnya, Al-Kindi banyak dipengaruhi oleh Aristoteles, Plato dan Neo-Platonisme.
Sebagian besar karya beliau (berjumlah sekitar 270 buah) lenyap. Ibnu al nadim berdasarkan tulisan alqifti mengelompokkan tulisan-tulisan Al-Kindi menjadi 17 kelompok, yaitu:
a. Filsafat, seperti kitab al kindi ilal mu’tasyim billah fil falsafah al ula, kitab al harts ala ta’allum al falsafah, kitab fi ibarat al jawami al
fikriyah,dan lain sebagainya.
b. Logika, seperti ikhtisar kitab isaghuji li farfuris,risalah fi’amal alah
mukhrijat al jawami, risalah fil ashwat al khomsah,dan lain
sebagainya.
c. Ilmu hitung, seperti risalah fil kamiyat al mudhofah,risalah fi ta’lif al a’dad, risalah fil madkhal ilal aritmatiqhi,dan lain sebagainya.
d. Sferika, seperti risalah fil kuriyat, rialah fi amalia samiti ala kuroh, risalah fi tashihil kurah, dan lain sebagainya.
e. Music, risalah al kubra fit ta’lif, risalah fil madkhal ila shina’atil musiqi, dan lain sebagainya.
f. Astronomi, seperti risalah mathrah al syu’aa, risalah fil fashlayn, dan lain sebagainya.
g. Geometri, sepeerti risalah fi ikhtilaf manazhir al mir’at, risalah fi
aghradh kitab uglidis, dan lain sebagainya.
h. Sfera-sfera langit, seperti risalah fi zhahiriyah al falak, risalah fil alan al aqsha, dan lain sebagainya.
i. Ilmu pengobatan, seperti risalah fil ghidza wad dawa’al muhlik, risalh fi aqsam al humayyat, dan lain sebagainya.
j. Astrologi, seperti risalah fi madkhal ahkam, risalah fil qada’ alal
kusuf, dan lain sebagainya.
k. Psikologi, seperti risalah fi mahiyat al nawm war ru’ya, kalm lil kindi fin nafs, mukhtasyar wajiz, dan lain sebagainya.
l. Tulisan-tulisan polemix,seperti risalah fir radd alats
tsanawiyah, risalah fi jawahir alajsm, dan lain sebagainya.
m. Politik, seperti risalah fi tashil subul al fadhail, risalah fi alfazh
sughath, dan lain sebagainya.
n. Meteorology, seperti risalah fi illat ikhtilaf anwa’us sanah, risalah fi ma’iyat az zaman wal hin wad dhar, dan lain sebagainya.
o. Kebesaran(magnitude), seperti risalatuhul kubra fir rub’il maskun, risalah fi akbar an ad ajram, dan lain sebagainya.
p. Ramalan, seperti risalah fin nahl, risalah fi na’til hijarah, dan lain
sebagainya
4.2 Al -Farabi
Al-Farabi memfokuskan diri pada kebahagiaan, yang menurutnya tujuan tertinggi yang didambakan manusia yang bisa diraih hanya dengan perbuatan terpuji melalui kehendak dan pemahaman yang diniati. Dari aspek psikologis, Al-Farabi berkonsentrasi untuk menjalankan ‘amal iradi. Untuk itu, beliau membedakan iradah dari ikhtiar. Beliau berpendapat bahwa iradah (kehendak) dilahirkan oleh rasa rindu dan keinginan yang dibangkitkan oleh rasa dan imajinasi. Sedangkan ikhtiar semata-mata dilahirkan oleh pemikiran dan analisa.
Al-Farabi menjelaskan bahwa manusia bisa berbuat baik jika ia berkehendak. Karena ia bebas untuk mewujudkan apa yang ia kehendaki dan perbuat. Namun kebebasan ini tunduk kepada hukum-hukum alam, masing-masing diberi fasilitas sesuai dengan kejadiannya, dan setiap yang ada ini terjadi atas qada dan qadarnya .
Karangan-karangan beliau yaitu:
a. Agradhu ma ba’da at tabi’ah
b. Al jam’u baina ra’jai al hakimain
c. Tahsil as sa’adah
d. ‘ujun ul masa’il,dan lain sebagainya.
4.3 Ibnu Sina
Ibnu Sina terkenal dengan 2 bukunya, yaitu Al-Qanun Fi AL-Tibb dan Al-Syifa. Al-Qanun, suatu ensiklopedia tentang ilmu kedokteran. Al – Syifa merupakan ensiklopedia tentang filsafat Aristoteles dan ilmu pengetahuan. Ibnu Sina mengulang pernyataan Al-farabi, “berbuatlah karena masing-masing diberi kebebasan sesuai dengan kodratnya”.
4.4 Ibnu Rusyd
Ibnu Rusyd banyak memusatkan perhatiannya pada filsafat Aristoteles dan menulis ringkasan-ringkasan dan tafsiran yang mencakup sebagian besar karangan filosof Yunani tersebut. Dalam bidang filsafat, Tahafut Al-Tahafut, beliau tulis sebagai jawaban atas buku Al-Ghazali, Tahafut Al-Falasiyah.
Buku-buku Ibnu Rusyd mengenai filsafat Aristoteles banyak diterjemahkan ke dalam bahasa latin dan berpengaruh bagi ahli pikir Eropa. Kemudian di Eropa trdapat aliran Averroism. Menurut aliran ini, filsafat mengandung kebenaran, sedangkan agama dan wahyu membawa hal-hal yang tidak benar. Pendapat ini mungkin bersumber dari Ibnu Rusyd. Kekeliruan ini timbul dari kesalahpahaman penulis barat tentang tafsiran Ibnu Rusyd terhadap filsafat Aristoteles.
5. Pengaruh Filsafat Islam
Hingga kini dapat diketahui bahwa filsafat Kristen tepengaruh oleh filsafat Islam. Ini berakar pada tahun-tahun terakhir abad 12, disaat orang latin mulai kontak dengan Arab melalui utusan-utusan mereka ke Sisilia dan Andalusia. Pengaruh ini tampak jelas dan kuat pada abad 13 dan merambat hingga jaman Renaissance.
BAB III
PENUTUP
Filsafat Islam muncul bersamaan dengan filosof pertama, yaitu Al-Kindi, pada pertengahan abad 9 M. Setelah berlangsung gerakan penterjemah buku ilmu dan filsafat Yunani ke dalam bahasa Arab lebih dari setengan abad di Baghdad. Para filosof tertarik dengan filsafat Islam karena berfilsafat merupakan tuntutan agama dalam rangka mencari kebenaran dan mengamalkan kebenaran itu. Yang mereka gunakan sebagai saringan (filter) adalah Al-Quran dan As-Sunah.
Filsafat Islam membicarakan masalah besar filsafat, seperti teori mengenal kebahagiaan dan keutamaan, hubungan manusia dan Tuhan dan sebaliknya. Selain itu, filsafat Islam juga mencakup kedokteran, hukum dan ekonomi. Juga memasuki ilmu-ilmu keislaman, seperti ilmu fikih.
Filsafat Islam mencapai puncaknya di zaman Al-Farabi dan Ibnu Sina. Setelah ada pertentangan di antara para ulama mengenai kefilsafatan Ibnu Rusyd, perhatian orang terhadap filsafat menjadi berkurang. Dan perhatian itu baru bangkit dan berkembang kembali pada satu abad terakhir ini (abad 20).
Categories: materi Kuliah, Tugas Kuliah
0 komentar:
Posting Komentar